Senin, 25 Oktober 2010

NDE Reine Pasarow

Oleh : Margot Grey

Ketika Reinee masih seorang remaja ia mengalami NDE akibat reaksi alergi makanan. NDE-nya tidak biasa karena mengandung unsur mistik seperti perjumpaan dengan cahaya kudus dan masuknya ia ke dalam cahaya tersebut.

Setelah Reinee jatuh pingsan, ibunya pertama berpikir untuk memasukkannya ke dalam mobil dan membawanya ke rumah sakit. Tapi karena dia sudah tidak bernapas, ibunya memutuskan untuk membaringkannya di atas trotoar dan menunggu ambulans tiba. Kerumunan orang berkumpul di sekitar tubuhnya yang terlihat membengkak.

Reinee menggambarkan pengalamannya:

Saya baru menyadari ketika saya mendengar suara sirene yang sangat keras dari mobil pemadam kebakaran yang tiba. Saya mendengar sahabat SD saya memanggil saya. Dia berteriak, “Reinee, jangan mati, jangan mati Reinee”. Saya mendengar ini dan itu tampak seolah-olah bahasa yang asing bagi saya. Akhirnya saya merekam artinya ini dan menyadari bahwa hidup saya dalam bahaya. Saya punya kewajiban untuk berjuang untuk hidup saya karena ibu saya dan teman saya, karena seperti dalam suaranya dia memiliki ketakutan yang seolah memotong sampai ke jantung saya.

Saya mencoba berjuang untuk hidup saya, tetapi pertempuran itu menjadi luar biasa. Pada titik ini saya hanya mempasrahkan diri, jiwa saya, pada kekuatan yang membawa kita semua menjadi ada dan yang memberi kita semua kehidupan. Saya tahu bahwa ini adalah sumber dari segala kehidupan dan segala sesuatu. Saya pasrah untuk itu dan saya memasuki keadaan ketenangan.

Kemudian, sekejap mata, saya menjadi sebuah bola cahaya atau energi di tengah-tengah kumpulan orang yang mengitari tubuh saya. Saya menjadi sadar secara total, tidak seperti kesadaran yang saya miliki selama keberadaan fisik. Saya tidak benar-benar memahami diri saya sendiri. Saya menyadari semua di sekitar saya. Saya sadar terhadap ibu saya dan tetangga saya, dan teman-teman saya dan petugas pemadam kebakaran dan apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka harapkan dan apa yang mereka doakan. Ini seperti sentakan emosi dan informasi sekaligus yang membuat saya kewalahan, bingung, dan agak kehilangan arah.

Saya mengikuti perhatian mereka pada sesuatu di trotoar dan saya melihat sesosok tubuh di trotoar. Saya melihat bentuk tulang pergelangan tangan dan saya mengenalinya. Saya ingat pernah melihat dan berpikir, “Itu tampak seperti tulang pergelangan tangan saya.” Dan kemudian saya menyadari bahwa tubuh di trotoar tersebut, yang terlihat seperti tubuh manusia bagi saya, adalah apa yang telah saya diidentifikasi sebagai diri saya sebelumnya, tapi saya merasa tak ada hubungannya dengan hal itu selain bahwa saya telah bersama dengan tubuh itu untuk waktu yang sangat lama. Tapi tidak ada hubungannya dengan diri saya saat ini karena tiba-tiba, saya lebih daripada yang pernah menjadi sebelumnya. Saya menjadi lebih sadar daripada yang pernah saya miliki. Saya terbebas dari keterbatasan manusia fisik.

Saya melihat tubuh saya dan saya merasa aneh dengan kesedihan dan hiruk pikuk di sekitarnya dan dengan anggapan bahwa saya sebelumnya adalah sesuatu yang menjadi realitas fisik saya, realitas manusia.

Dan setelah itu saya bergerak ke atas melewati beberapa kabel lampu. Dari situ saya bisa melihat semua orang di bawah saya, tapi saya tidak terkoneksi erat dengan mereka, Tetapi saya benar-benar merasakan semua perasaan mereka.

Saya melihat ibu saya dan seorang anak laki-laki keluar dari rumah dan dari atas bukit. Saya sangat sedih pada ibu saya. Saya sangat sedih pada teman saya yang terus-menerus memanggil saya. Dan saya sangat sedih pada anak anak yang keluar dari rumah. Saya sangat sedih dia akan berpikir bahwa saya sudah meninggal. Jadi perhatian saya sepenuhnya pada mereka. Saya menghabiskan waktu saya mengamati mereka dan memanggil mereka – memanggil mereka untuk mengatakan bahwa semuanya telah berjalan sebagaimana mestinya, bahwa semuanya baik-baik saja, bahwa saya bebas, bahwa itu indah, bahwa saya mencintai mereka dan bahwa mereka mengasihi saya dan bahwa keadaan ini, tidak seperti keadaan fisik, tidak akan pernah hancur. Saya mencoba mengatakan ini kepada mereka berulang-ulang dan saya sadar bahwa saya tidak memiliki mulut. Saya tidak memiliki tubuh. Mereka tidak bisa mendengar apa yang saya katakan kepada mereka. Saya harus meninggalkan mereka seperti saya telah meninggalkan tubuh saya dalam proses sekarat tadi. Kemudian saya berpaling.

Perhatian saya berpaling menjadi kasih tapi mengetahui bahwa tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya berpaling dari mereka dan mulai tertarik keatas. Saya menjadi sadar (seolah-olah saya adalah kamera di sebuah kapal ruang angkasa atau sesuatu) mulai dari rumah kami, jalan kecil rumah kami dan kemudian kota kecilku. Saya terus tetarik dan naik keatas dan sampai ke titik di mana saya bisa melihat seluruh bumi. Indah sekali!

Bumi sangat hidup dan Bumi sedang bernyanyi. Bumi menyanyikan sebuah lagu dan lagu yang setiap orang menyumbangkan suara. Setiap manusia di bumi memiliki kontribusi yang sangat penting untuk membuat lagu ini berharga di Bumi. Ini adalah sebuah lagu cinta dan setiap mahluk punya sesuatu untuk menambahkan irama lagu pada Bumi. Setiap kita terhubung satu sama lain. Saya melihatnya tidak seperti yang kita biasanya melihat. Saya melihatnya keduanya baik dari sisi makroskopik (dari sudut pandang pesawat ruang angkasa) dan dari sudut pandang mikroskopik. Yang mikroskopik adalah bahwa saya bisa melihat amuba di laut itu terhubung dengan lagu dari hati semua umat manusia dan bahwa dunia ini menanggapi lagu di tersebut dalam hati kita, bersatu, dan berpadu indah secara menakjubkan. Saya juga mulai menyanyi. Saya begitu diliputi dengan sukacita. Ini bukanlah lagu yang diucapkan dengan mulut. Saya tidak memiliki mulut. Saya tidak memiliki tubuh. Saya hanyalah bagian dari lagu ini dan sangat penuh sukacita yang saya bisa memiliki sesuatu untuk memberi kontribusi terhadap keindahan suci Bumi kita dan semua orang.

Saya menjadi sangat sadar bahwa kita sebagai manusia memiliki pengaruh yang unik di dunia bahkan jika kita tidak aktif melakukan sesuatu. Kita mempengaruhi planet ini dengan kondisi kita. Kita mempengaruhi planet ini sangat positif jika kita dipenuhi dengan cinta dan menghormati orang lain atau pengaruh negatif jika hati kita negatif.

Pada titik ini saya menjadi sadar bahwa ada cahaya memanggil saya dari tempat lain dan saya memasuki apa yang dikatakan orang sebagai terowongan. Saya mengatakan hal itu meskipun saya tidak cukup melihatnya sebagai sebuah terowongan. Ini adalah tempat transisi di mana saya menyadari makhluk lain yang sepertinya agak tersesat, agak bingung dan kehilangan arah dan beberapa makhluk yang bergerak melalui rumah mereka. Saya hanya ingin pulang. Saya bergerak melalui tempat ini dan saya sadar bahwa saya tidak bergerak seperti halnya kita bergerak secara fisik. Ketika kita bergerak secara fisik kita memiliki niat, kita memiliki tujuan, dan kita bergerak langkah demi langkah untuk tujuan tersebut. Tapi apa yang menggerakan saya di tempat ini adalah cinta. Itu adalah kasih Tuhan dan Yang mencintai segala sesuatu yang suci dan segala sesuatu yang indah dan segala sesuatu yang adil. Saya bisa terus dan terus dan terus tapi inilah yang mendorong saya. Saat itu koneksi saya dan kasih sayang saya hanya untuk Tuhan .

Saat saya datang ke ujung tempat ini, saya bertanya-tanya apakah saya akan sendirian, dan tiba tiba saja saya ada paman saya bersama saya. Rasanya kami adalah seperti dua lampu yang disatukan. Satu cahaya merah dan satu biru yang membuat cahaya ungu. Saya menyadari hal-hal tentang dirinya yang saya tidak pernah menyadarinya dalam kehidupan. Saya tidak menghabiskan banyak waktu dengan dia sebelumnya dan saya tidak mengenalnya dengan baik. Dia tinggal di selatan dan saya tinggal di California. Tapi itu adalah reuni yang sangat menyenangkan dan saya melihat bahwa dia khawatir ketika saya saat berada di sana dan menyampaikan kepada saya seketika bahwa ibu saya tidak tahan kehilangan anaknya. Dia bingung, namun dia tahu bahwa segala sesuatu telah berjalan sebagaimana mestinya.

Sejak itu saya menjadi sangat tertarik pada cahaya dan daya tarik yang seperti magnet yang tak tertahankan ini. Saya mencintai cahaya itu. Saya menyukai apa yang membawa saya pulang.

Saya bergerak melewati paman saya dan mengalami apa yang saya dapat mendefinisikan sebagai lautan cahaya. Ini seolah-olah setiap atom di alam semesta telah dialiri listrik dengan warna, cahaya dan suara, tetapi lebih dari itu, dengan penuh cinta tanpa syarat. Cahaya itu seolah menyambut saya. Saya terjun ke lautan ini dan setiap saat saya merasakan kegembiraan dan sukacita yang lebih dan benar-benar sebuah cinta yang tak terkatakan. Ketika saya bergerak melalui lautan ini, saya menyadari bahwa saya bergerak ke tengah lautan cahaya yang saya rasakan, bagaimana bisa saya katakan ini, seperti serangga yang terbang menuju matahari. Itulah perspektif saya ketika berada di lautan cahaya ini.

Kemudian dalam sekejap, saya masuk ke dalam cahaya ini dan saya menjadi satu dengan cahaya ini. Dalam cahaya ini, saya tidak lagi seorang individu, tidak lagi seseorang, tetapi bagian dari cahaya ini. Saya menjadi seperti phoenix. Saya melebur. Itu adalah saat yang paling indah, yang paling luar biaa indah yang saya bisa bayangkan. Bagi saya ini menjadi puncak dari semua eksistensi. Itu adalah titik di mana tidak lebih dari yang Satu. Kita adalah bagian dari cahaya ini.

Setelah berada di keadaan ini yang tampaknya berada di luar waktu, saya berkumpul kembali bersama seperti pasir dari pantai sebagai individu dan saya dipanggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatan saya.

Pada titik ini, Renee menjelaskan beberapa penglihatannya, seperti sekelompok orang di bumi yang ia disebut sebagai “the just” yang bekerja terhadap kesatuan umat manusia dan bukan berfokus pada kelompok seperti banyak negara dan agama lakukan. Ia menggambarkan melihat grup individu yang dia “tahu seperti pada orang tua sendiri” yang tinggal dan bekerja di dunia non-fisik lainnya.

Dia kemudian menggambarkan pertemuan dengan “Cahaya” yang menunjukkannya berbagai elemen masa hidupnya di masa lalu dan membahasnya bersama dia. Dia berbicara dalam hal umum mengenai bagaimana tindakan-tindakan kecil kebaikan jauh lebih penting daripada kegiatan yang biasanya kita nilai memberikan banyak pengaruh dalam kehidupan normal. Ia menggambarkan bagaimana hal paling positif yang telah dia lakukan adalah memberikan perhatian khusus pada anak yang dianggap tidak disukai di sebuah kamp musim panas sehingga ia akan tahu bahwa ia dicintai. Selama meninjau ini, tindakan kebaikan kecil adalah lebih penting dari sudut pandang kesadaran yang diperluas daripada jika ia menjadi presiden Amerika Serikat atau ratu Inggris.

Setelah meninjau kehidupannya, Cahaya tersebut mengatakan kepadanya, “Belum waktu baginya untuk memasuki dunia itu.” Dia kemudian memintanya kembali ke tubuh fisiknya:

Saya terlempar kembali ke apa yang dianggap sebagai sebuah terowongan. Kali ini ke sebuah terowongan cahaya pelangi, dan frekuensi getaran suara cinta. Dengan benturan yang sangat keras, saya menyadari kembali adegan yang saya telah tinggalkan sebelumnya – mobil pemadam kebakaran, dan sekarang ambulans. Ada orang-orang yang mengangkat tubuh saya dan memasukkan ke ambulans. Saya merasa sangat bersedih. Saya merasa bahwa saya telah menjadi Hawa dan diusir dari taman Eden.

Ketika saya turun ke bawah terowongan ini, hati saya sudah terpaut ke rumah saya di sana. Saya memohon untuk tidak kembali. Saya jatuh ke dalam alam keberadaan ini dan tiba-tiba bingung dengan waktu dan ruang. Seolah-olah saya tidak pernah ada secara fisik. Saya tiba-tiba merasa bingung. Keprihatinan saya adalah pada ibu saya, karena dia sendiri telah kehilangan anak perempuan berumur enam belas tahun. Dia tahu bahwa ini telah terjadi karena petugas ambulans melihat pengemudi di depan dan berkata, “Ia sudah meninggal”. Sopir mematikan sirene dan melambatkan ambulans. Sebelumnya, ia telah mengemudi dengan cara yang sangat cepat.

Kami keluar dari pegunungan. Saat kami melakukan itu, keprihatinan saya adalah pada kesedihan ibu saya. Saya ingin menghiburnya dan membungkus jiwaku di sekelilingnya. Untuk meredakan hilangnya seorang anak perempuan, kehilangan anak, saya hanya bisa berdoa untuknya.

Saya mengikuti ambulans tersebut ke rumah sakit dan saya menyaksikan tubuh saya diturunkan. Ibu saya mengikuti ke ruang darurat. Saya melihat dokter yang pertama mulai bekerja pada saya. Saya tidak terlalu tertarik pada dokter yang pertama karena dokter pertama, hari itu, telah melalui kecelakaan sepeda motor saat keluar dari pegunungan. Dia telah melalui hari yang sangat panjang dan ia tidak peduli dengan seseorang yang telah mati pada saat kedatangan. Dia tak ada hubungannya dengan saya. Dia tidak peduli dan tidak begitu perhatian. Jadi saya tidak berminat menonton apa yang dia lakukan karena minat saya didasarkan pada kasih sayang dan cinta.

Saya kemudian meninggalkan ruang gawat darurat dan ibu saya dan beberapa teman mengikuti ke ruangan lain. Saya mencoba lagi untuk berkomunikasi dengan mereka. Saya mencoba memberitahukan mereka bahwa, “Ini adalah kesempatan yang sangat menyenangkan.. Saya sudah mati saat kedatangan. Mudah-mudahan semua akan berjalan dengan baik. Mereka tidak pernah akan bisa menghidupkan kembali diri saya. Saya akan meninggal sekarang. Kematian menjadi kehidupan bagi saya. Kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, tetapi sesuatu yang harus dihadapi dengan sukacita. “

Apa yang terjadi kemudian adalah dokter pertama mengatakan bahwa saya telah meninggal dan menyuruh mengirimkan tubuh saya ke kamar mayat. Dokter pribadi saya, yang adalah seorang dokter desa dan orang yang sangat keras, menyerbu ke ruang darurat memakai tuksedo dengan tas hitamnya. Dia melihat perawat yang menelepon kamar mayat, dan melihat dokter yang mencuci tangan, dan menatap tubuh tertutup saya dan berkata, “Apa yang terjadi di sini? mana pasien saya?” Mereka berkata, “Dia sudah meninggal saat kedatangan.” Dia berkata, “Persetan dengan itu.” Dia mulai berteriak pada perawat lain yang berdiri di pojok itu, “Aku ingin suntikan adrenalin dan. Bawalah kepadaku segera dan datang ke sini membantu saya.” Dia mulai bekerja pada tubuh saya. Dia mulai untuk menekan-nekan di dada saya dan mulai memberi kejutan. Saya hanya takut dengan keadaan ini dan kesal bahwa mereka akan memperlakukan tubuh saya dengan brutal.

Tiba-tiba saya menjadi protektif terhadap tubuh saya, meskipun saya tidak ingin ada hubungannya dengan itu. Saya mulai protektif. Mereka setidaknya bisa lebih baik memperlakukannya. Tapi mereka terus menekan-nekan dada saya dan mengejutkan tubuh saya, tapi aku di sudut ruang darurat disertai dengan esensi lain yang membuat saya tetap berada di dalam ruang gawat darurat.

Reinee melanjutkan dengan menggambarkan bagaimana ia akhirnya kembali ke tubuhnya sebagai akibat dari upaya dokternya untuk menghidupkan kembali dirinya. Dia juga berbicara tentang depresinya dan mengalami kesulitan beradaptasi dengan dunia fisik setelah pengalaman tersebut. Ahli medis profesional yang dia menceritakan kisahnya tidak tahu bagaimana menanggapi pengalamannya tersebut. Dia hanya mengatakan pengalamannya adalah pengalaman religius dan mereka tidak memenuhi syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang tersebut.

Reinee juga ditunjukkan selama NDE padanya bagaimana perubahan bencana bumi adalah hasil dari konflik manusia di Bumi. Hal ini menunjukkan bahwa Bumi dan segala isinya adalah benar-benar satu organisme raksasa tunggal:

Dunia akan mengalami pergolakan yang luar biasa. Penderitaan besar akan terjadi karena banyak manusia melanggar hukum alam semesta. Seperti orang yang arogan menentang hukum gravitasi, manusia akan mengalami penderitaan hebat akibat melanggar aturan tersebut. Kemanusiaan sedang dikuasai oleh “kanker kesombongan, materialisme, rasisme, chauvinisme, dan berpikir separatis.” Pembersihan Bumi akan dihasilkan untuk tujuan pendidikan. Kemanusiaan akan menjadi “kelahiran baru.” Ini akan menjadi proses yang menyakitkan, tapi kemanusiaan yang akan muncul kemudian berwujud rendah hati, berpendidikan, damai dan bersatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar