Rabu, 21 September 2011

Note by Rhenald Kasali



L
iburan belum datang tetapi saya sudah mendahuluinya. Akhir Mei lalu saya mendapat undangan untuk mengunjungi 3 negara sekaligus: Perancis, Italia, dan Yunani. Selama berlibur, saya juga bekerja dan mempelajari pariwisata, mendeteksi dampak krisis di Benua Eropa. Tetapi dalam pengalaman itu saya menemukan kisah-kisah inspiratif yang mungkin bisa membangkitkan spirit Anda.
Di Italia, saya berkunjung ke Rocca di Papa, sebuah kawasan yang sejuk di daerah perbukitan yang terletak 1 jam sebelah selatan kota Roma. Di tepi danau yang airnya biru itu, puluhan jenis burung berkicauan tiada henti. Angin semilir yang tertiup ke atas ke arah perbukitan membuat pemandangan menjadi semakin mengesankan. Tak ada yang menyangka pada salah satu bukit itu terdapat sebuah vila yang dioperasikan seorang gadis desa asal pulau Dewata.


Vila itu diberi nama sesuai nama asli pemiliknya: Dewi Francesca. Sambil meneguk secangkir kopi late, saya melihat suami Dewi mengoperasikan air mancur yang bisa melesat dari bawah bukit setinggi 15 meter. Dewi pun bercerita bagaimana ia membuka usaha di Rocca di Papa. Ketika media massa di Italia tak henti-hentinya menyuarakan krisis, vila Dewi Francesca yang ramai diminati para honey mooners itu sudah full-book hingga 2 tahun ke depan. Nuansa Bali yang dipadu dengan interior Italia terlihat dominan.


Potensi Menemukan “Pintu”-nya
Bagaimana kita menjelaskan seorang gadis desa, anak seorang petani yang selepas sekolah bekerja sebagai seorang pelayan restoran di sebuah hotel di Bali dapat menjadi seorang usahawan yang terhormat di luar negeri? Bagi kebanyakan orang hal ini adalah sebuah keniscayaan. Namun kalau itu dijalani dengan tekun, maka akhirnya manusia menemukan juga ”pintu keluarnya”.


Setahun yang lalu, di tengah-tengah padang pasir di Mesir, saya memandang lama piramid-piramid besar yang dibangun begitu megah ribuan tahun silam. Melihat gambarnya saja sudah indah, apalagi Anda berada di hadapannya. Kepada pasangan hidup yang menemani perjalanan, saya mengatakan ”Pantaslah Tuhan bersuara di tanah berpasir ini dan menyebar ke berbagai penjuru dunia.” Semua itu berawal dari keseriusan nenek moyang bangsa Mesir dalam mencari Tuhan.


Dalam antropologi piramid, saya melihat sebuah perjalanan manusia mencari Tuhan, dan di dalam kitab suci, saya membaca bagaimana Tuhan bertutur kepada nabi-nabi besar. Tuhan pun datang karena manusia mengetuk pintunya berkali-kali. Itulah esensi pencarian sesuatu dalam kehidupan. Manusia menemukan atas apa yang mereka cari.


Malcom Gladwell (2008) yang meneliti tentang kesuksesan manusia menemukan karya-karya besar ternyata tidak ditentukan oleh tingginya skor IQ yang dimiliki manusia, latar belakang keluarga, tanggal lahir, darah biru atau bukan, melainkan oleh dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai labirin kesulitan. Ia menyebut dedikasi itu sebagai suatu kecerdasan praktis.


Temuan ini sejalan dengan apa yang dikatakan John C. Maxwell dalam bukunya yang berjudul Talent is Never Enough (2007). Maxwell mengatakan, bakat itu hanyalah sebuah kesempatan, namun untuk menjadi ”sesuatu”, bakat itu harus diasah agar ia mengeluarkan aura cahayanya dan menemukan pintunya. Namun lebih dari itu, kesempatan atau sebuah potensi harus bergerak menemukan pintunya.


Di Indonesia, ada banyak orang pintar dan orang-orang kreatif. Namun sayang pemilik otak dan bakat-bakat pintar itu tidak menemukan pintunya. Kadang saya berpikir sangat dalam untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan para peserta seminar, mengapa mereka sulit untuk maju. Lama-lama saya pun mulai menemukan jawabannya.


Jawaban itu sebenarnya sederhana saja, yaitu ada pada cara berpikir yang kurang tepat. Ketika orang-orang pintar telah merasa dirinya pintar, maka ia pun tamat. Ia sudah selesai. Padahal di dunia ini ada banyak orang pintar (juga banyak yang bodoh). Namun yang mereka lupakan adalah ada orang yang makin pintar, namun juga banyak orang yang makin bodoh. Jadi pintar saja tidak cukup.


Memancing Keberuntungan
Saya pun menemukan jawaban itu di Vila Dewi Francesca. Semakin lama Dewi berbicara, semakin keluar auranya. Saya mengatakan pada istri saya betapa cerdasnya gadis desa ini. Ia memang bukan orang yang pintar, tetapi hidupnya berkembang dan ia menjadi semakin pintar. Namun ia memulainya bukan dengan IQ, uang, atau gelar sekolah, melainkan dengan sebuah dedikasi yang suci.


Buat orang-orang yang suci tidak ada kelicikan, pikiran-pikiran untuk menjatuhkan semangat orang lain. Sebagai pelayan di salah satu restoran pada sebuah hotel di Bali, Dewi melayani tamu-tamu asingnya dengan penuh ketulusan. Ketulusan itu akhirnya mempertemukan dia dengan seorang ibu tua keturunan Sicilia yang jatuh cinta dengan Bali. Ibu itu, Nyonya Francesca, rupanya juga tertarik dengan Dewi. Setelah beberapa kali datang ke Bali, ia menawarkan Dewi berkunjung ke Italia, dan membantunya di sana. Ketulusan dan kejujuran Dewi membuat Nyonya Francesca semakin menyayanginya. Selain merawat ibu tua itu, ia juga merawat kebun mawar Nyonya Francesca.


Anda yang kenal watak dan budaya orang-orang Italia Selatan, mungkin tahu bahwa mereka sangat hangat dan berorientasi pada keluarga. Ibu sangat dominan, dan anak-anak laki-laki selalu taat pada ibunya. Sampai ketika Nyonya Francesca mengangkat Dewi sebagai anaknya sendiri, dan sebelum meninggal dunia ia menawarkan anak laki-laki kesayangannya sebagai pasangan hidup Dewi. Mereka menikah dan sejak itu lahirlah vila baru yang ditujukan untuk para honey-mooners.


Suatu kebetulan?
Barang kali ada tangan Tuhan di sana, namun studi-studi tentang kesuksesan dan kebahagiaan yang dilakukan para ahli beberapa tahun belakangan ini menunjukkan bahwa hoki atau keberuntungan pun tak akan datang tiba-tiba. Seperti yang banyak dipelajari dari praktek-praktek penerapan ilmu keberuntungan China (Fengshui), keberuntungan harus dipancing agar ia mau datang. Dan keberuntungan hanya datang pada orang-orang yang siap, yang sejak awal cocok menerimanya. Itulah yang disebut ”pintu” oleh Maxwell atau kecerdasan praktis oleh Gladwell, atau dedikasi suci. Selamat berlibur dan menemukan inspirasi-inspirasi baru untuk meningkatkan produktivitas Anda di hari yang lebih cerah.

Selasa, 15 Februari 2011


Happiness cannot be traveled to, owned, earned, worn or consumed
Happiness is the spiritual experience of living every minute with Love, Grace, and Gratitude

Senin, 07 Februari 2011

Stary stary night




Starry, starry night, paint your palette blue and gray
Look out on a summer's day With eyes that know the darkness in my soul Shadows on the hills, sketch the trees and daffodils Catch the breeze and the winter chills In colors on the snowy linen land Now I understand, what you tried to say to me

And how you suffered for your sanity
And how you tried to set them free they would not listen
They did not know how, perhaps they'll listen now

Starry, starry night, flaming flowers that brightly blaze

Swirling clouds and violet haze
Reflect in Vincent's eyes of China blue
Colors changing hue, morning fields of amber grain
Weathered faces lined in pain
Are soothed beneath the artists' loving hand

Now I understand, what you tried to say to me
And how you suffered for your sanity And how you tried to set them free, they would not listen They did not know how, perhaps they'll listen now

For they could not love you, but still your love was true

And when no hope was left inside on that starry, starry night
You took your life as lovers often do, but I could have told you Vincent
This world was never meant for one as beautiful as you

Like the strangers that you've met

The ragged men in ragged clothes
The silver thorn of bloody rose
Like crushed and broken on the virgin snow

Now I think I know, what you tried to say to me

And how you suffered for your sanity
And how you tried to set them free, they would not listen
They're not listening still, perhaps they never will

Kamis, 13 Januari 2011

Why do I Love them so much ?

Because They are deeply connected with their own aliveness and that brings out the aliveness in everyone around Them

Rabu, 12 Januari 2011

Let's Sing Together :)

Let's sing together , I really do love that Lyrics by muna , very touchy :) hehehehehe

aku mau bilang padamu
bahwa cinta bukanlah pinta
dia mengalir sekuat gaya
dan melumatkan segala rasa

aku mau bisik padamu
bahwa cinta adalah daya
yang menghangatkan malam-malammu
dan menggantikan peluh tubuhmu

dia melebihi megahnya surga
dan mengatasi panas neraka
kepada dunia cinta mendamba
dam mengosongkan dirinya

aku tahu kata dunia
bahwa cinta adalah sayang
tapi dengarkan apa kubilang
sungguhlah cinta adalah daya

aku janji pada semesta
pijar cinta terus membara
yang menyalakan padam nurani
dan yang melipur segala khilaf

dia menurunkan semua raja
dan meninggikan kamu yang papa
kepada dunia cinta mendamba
dan mengosongkan dirinya

Selasa, 11 Januari 2011

Pray

When we pray, God’s answer might require action on our part.

Evan Almighty is a fantastic movie. The humor is fun all throughout the movie and the writing is very clean and appropriate for the whole family. I also really appreciate that the writers keep a certain respect and down-to-earth wisdom in God’s character.

The clip that we are using is a major transition in the movie. At this point in the story Joan (Evan’s wife) and their three boys have been feeling that Evan is irrational and ruining the family by building the ark. They’ve left Evan to build the ark by himself and are on their way to stay with Joan’s parents. Stopping at a diner on the way, Joan meets God but doesn’t realize who she’s talking to. God encourages Joan and gives her some insight on life and prayer

Introducing the Clip:
Today we’re going to watch a video clip from the movie Evan Almighty. The movie is about a guy named Evan who has been visited by God and told to build an ark, just like in the story about Noah in the Bible. Evan’s wife and kids think he’s gone crazy, so they’ve left him to stay with his wife’s parents. In this scene, they’re already on the road, and they’re stopping to eat at a diner. Joan, Evan’s wife, meets God but doesn’t realize who she’s talking to. God encourages Joan and gives her some insight on life and prayer. Listen to what God tells her about praying—it’s really a great clip

(All three boys leave the table. Joan sees God, but thinks He is only a server in the diner.)

Joan: Excuse me. Can I get a refill please?

God: Coming right up.

Joan: Thank you.

God: Excuse me. Are you alright?

Joan: Yeah. (God looks at her unconvinced.) No. It’s a long story.

God: Well, I like stories. I’m considered a bit of a storyteller myself.

Joan: My husband… Have you heard of New York’s Noah?

God:(Chuckling) The guy who’s building the ark.

Joan: That’s him.

God: I love that story, Noah and the Ark. You know, a lot of people miss the point of that story. They think it’s about God’s wrath and anger. They love it when God gets angry.

Joan: What is the story about, then? The ark?

God: Well, I think it’s a love story about believing in each other. You know, the animals showed up in pairs. They stood by each other, side by side, just like Noah and his family. Everybody entered the ark side by side.

Joan: But my husband says God told him to do it. What do you do with that?

God: Sounds like an opportunity. Let me ask you something. If someone prays for patience, do you think God gives them patience? Or does he give them the opportunity to be patient? If they pray for courage, does God give them courage, or does he give them opportunities to be courageous? If someone prayed for their family to be closer, you think God zaps them with warm, fuzzy feelings? Or does he give them opportunities to love each other? Well, I got to run. A lot of people to serve. Enjoy.


God’s comments on prayer are really interesting, aren’t they? According to the clip, it seems as if we can’t really treat God like genie or Santa Claus, just expecting Him to give us what we ask for exactly how we expect Him to. The first time I saw this scene that kind of freaked me out. But perhaps there is a lot of truth in what He says.

Now, there are many types of prayers. Some are made just to thank God, and sometimes they are for confessing the wrong things we’ve done. Tonight we’re talking about the times we pray for God to help us grow or learn in some way. We’re going to break out into small groups now, and discuss what this actually looks like for us, when we pray for growth or help. Perhaps it may actually require something from us.


Prayer sure is an amazing thing, isn’t it? You know, a lot of people just treat God like He’s a genie, or Santa Claus, like He’ll just give them whatever they ask for without asking for anything in return. Sometimes that is the case, and we’re overwhelmed by God’s grace. But a lot of times, especially when we’re asking for help in a particular area, or when we’re asking God to help us grow in some way, He wants us along with our efforts to be a part of the solution. If we just pray for God to show us patience, but we aren’t actually trying to BE patient, how could we ever expect God to answer that prayer?

Let’s take a moment of silence. I want you to pray by yourself, asking God to help you in the area or circumstance you shared about in your group. But right now when you pray, also ask God to put opportunities in your path that will give you the chance to actually start practicing or working toward seeing those prayers answered. After a moment, I’ll close by praying for all of you out loud.


Close in Prayer

Written by Matt Furby